Status unggulan yang disandang Indonesia tersebut terlihat di sejumlah rumah taruhan dunia. Di rumah taruhan BetBrain, tim Garuda dijagokan sebagai juara dengan koefisien 1,25 berbanding 3,55 milik Malaysia.
Untuk laga final leg pertama di Stadion Bukit Jalil akhir pekan ini, Irfan Bachdim dkk. dijagokan menang dengan koefisien 2,30. Koefisien yang dimiliki Malaysia adalah 2,80 sementara untuk hasil seri mendapat angka 3,10.
Anak asuh Alfred Riedl juga diunggulkan di Oddsportal.com dengan koefisien 2,28 berbanding 2,80 milik Malaysia. Sementara hasil seri adalah 3,15.
Status unggulan disandang Indonesia. Menjadi tim paling produktif dengan 15 gol dan hanya kemasukan dua sejauh ini menjadi bukti.
Meski begitu Malaysia acuh tak acuh dengan kondisi tersebut.
“Indonesia mengalami kesulitan dan hanya membukukan satu gol (di setiap leg) di semifinal. Itu menunjukkan bahwa mereka merasakan tekanan,” tukas eks pelatih Malaysua B. Sathianathan dikutip dari The Star Online.
“Malaysia tidak melawan tim kelas dunia. Tidak ada perbedaan jauh antara Malaysia dan Indonesia. Kami punya kesempatan untuk menang,” ujar Dollah Salleh, pemain Malaysia tahun 1985-1996.
“Pemain telah bangkit dan kini sudah cukup matang untuk menghadapi suporter. Mereka sudah melakukan tugas dengan baik di Hanoi untuk menyingkirkan Vietnam. Ini kesempatan bagi tim asuhan K. Rajagopal untuk kembali mencetak sejarah,” kata Ong Kim Swee yang menjadi pilar timnas Harimau Melayu era 1990-an.
“Pertahanan Indonesia bisa ditembus. Kami memiliki semangat bertanding. Kini masalahnya adalah bagaimana empat bek kami bisa menghentikan dua penyerang dan juga pemain-pemain sayap lincah Indonesia,” timpal Abdul Rahman Ibrahim, pelatih Malaysia tahun 1987.
Sumber : http://sepakbola.com/news/2010-12-24/0020077/indonesia-bukan-tim-kelas-dunia