-Walaupun ramah di kantong, namun ternyata lampu hemat energi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena menyebarkan zat kimia saat lampu dinyalakan.
Para ilmuwan Jerman memperingatkan agar tidak membiarkan lampu tersebut menyala dalam jangka waktu lama di dekat kepala, sebab ada zat beracun yang dikeluarkannya.
Peter Braun yang menguji lampu-lampu itu di Laboratorium Alab di Berlin mengatakan, "Penting untuk menjauhkan sejauh mungkin zat karsinogen semacam itu dari lingkungan manusia."
Sebagaimana dilansir Telegraph (20/4) lampu semacam itu telah digunakan di Inggris secara luas, menyusul arahan Uni Eropa untuk menggantikan lampu pijar tradisional pada akhir tahun ini.
Zat beracun yang dikeluarkan saat lampu hemat energi itu dinyalakan antara lain phenol, naphthalene dan styrene.
Menurut Andreas Kirchner dari Federasi Insinyur Jerman, terdapat asap elektrik yang muncul saat lampu dinyalakan.
"Oleh karenanya saya menngunakannya secara hemat. Jangan digunakan di ruang tanpa ventilasi dan sama sekali jangan di taruh tepat di arah kepala."
Sementara itu para pakar Inggris menghimbau agar konsumen tidak panik.
"Studi independen yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mendukung penelitian Jerman yang sekarang ini," kata Dr. Michelle Bloor, dosen senior ilmu lingkungan di Universitas Portsmouth.
Departemen Lingkungan Inggris bersikeras mengatakan bahwa lampu hemat energi itu aman, meskipun pada kenyataannya ada sedikit merkuri yang keluar jika gelas lampu pecah.
Hasil penelitian ilmuwan Jerman itu mendukung laporan profesor biologi Abraham Haim dari Universitas Haifa, israel, yang mengatakan bahwa bola lampu dapat meningkatkan resiko kanker payudara jika digunakan malam hari.
Menurut Haim, cahaya kebiruan yang dihasilkan CFL hampir menyamai cahaya matahari di siang hari, sehingga mengganggu proses alami dalam tubuh. Dibanding lampu pijar tradisional yang memancarkan sinar berwarna kuning, lampu hemat energi memicu produksi hormon melatonin lebih banyak.
Migraine Action Association telah memperingatkan bahwa lampu hemat energi juga bisa memicu migren (sakit kepala sebelah). Sementara para dokter spesialis kulit menyatakan bahwa intensitas sinar yang dipancarkan lampu itu dapat memperparah problem kulit yang diderita pasien.*
Para ilmuwan Jerman memperingatkan agar tidak membiarkan lampu tersebut menyala dalam jangka waktu lama di dekat kepala, sebab ada zat beracun yang dikeluarkannya.
Peter Braun yang menguji lampu-lampu itu di Laboratorium Alab di Berlin mengatakan, "Penting untuk menjauhkan sejauh mungkin zat karsinogen semacam itu dari lingkungan manusia."
Sebagaimana dilansir Telegraph (20/4) lampu semacam itu telah digunakan di Inggris secara luas, menyusul arahan Uni Eropa untuk menggantikan lampu pijar tradisional pada akhir tahun ini.
Zat beracun yang dikeluarkan saat lampu hemat energi itu dinyalakan antara lain phenol, naphthalene dan styrene.
Menurut Andreas Kirchner dari Federasi Insinyur Jerman, terdapat asap elektrik yang muncul saat lampu dinyalakan.
"Oleh karenanya saya menngunakannya secara hemat. Jangan digunakan di ruang tanpa ventilasi dan sama sekali jangan di taruh tepat di arah kepala."
Sementara itu para pakar Inggris menghimbau agar konsumen tidak panik.
"Studi independen yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mendukung penelitian Jerman yang sekarang ini," kata Dr. Michelle Bloor, dosen senior ilmu lingkungan di Universitas Portsmouth.
Departemen Lingkungan Inggris bersikeras mengatakan bahwa lampu hemat energi itu aman, meskipun pada kenyataannya ada sedikit merkuri yang keluar jika gelas lampu pecah.
Hasil penelitian ilmuwan Jerman itu mendukung laporan profesor biologi Abraham Haim dari Universitas Haifa, israel, yang mengatakan bahwa bola lampu dapat meningkatkan resiko kanker payudara jika digunakan malam hari.
Menurut Haim, cahaya kebiruan yang dihasilkan CFL hampir menyamai cahaya matahari di siang hari, sehingga mengganggu proses alami dalam tubuh. Dibanding lampu pijar tradisional yang memancarkan sinar berwarna kuning, lampu hemat energi memicu produksi hormon melatonin lebih banyak.
Migraine Action Association telah memperingatkan bahwa lampu hemat energi juga bisa memicu migren (sakit kepala sebelah). Sementara para dokter spesialis kulit menyatakan bahwa intensitas sinar yang dipancarkan lampu itu dapat memperparah problem kulit yang diderita pasien.*
Read more: http://nuurislami.blogspot.com/2011/05/lampu-hemat-energi-sebabkan-kanker.html#ixzz1MiJICA00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar