LIBYA (Arrahmah.com) -- Komandan pasukan revolusioner Libya, Abdul Karim Balhaj, di kota Tripoli menyatakan bahwa ia telah menerima berita-berita yang valid atas tewasnya taghut Moamar Qaddafi di kota kelahirannya, Sirte. Pernyataan resmi Balhaj ini mementahkan beberapa berita terakhir yang saling kontradiktif seputar tertangkapnya Qaddafi dalam penyerbuan pasukan revolusioner ke Sirte.
Cek videonya:
Kepada stasiun TV Al-Jazera, Balhaj yang bintangnya mencuat lewat pertempuran di wilayah Babul Aziziyah itu menegaskan telah menerima berita yang kuat dari para pejuang revolusioner di Sirte. Seorang koresponden stasiun TV Al-Jazera mengungkapkan ia melihat para pejuang revolusioner di kota Misrath menunjukkan beberapa foto terakhir Khadafi dalam HP mereka. Para pejuang revolusioner mengatakan mereka menyerbu sebuah parit pertahanan di Sirte dan terlibat baku tembak yang sengit.
Menurut koresponden Al-Jazera dan para pejuang revolusioner, Qaddafi tertangkap dalam keadaan hidup dengan menderita luka parah. Stasiun TV Al-Jazera sempat menayangkan para pejuang revolusioner menggotong jasad Qaddafi dengan kepalanya yang mengucurkan darah, sebelum diangkut ke tempat lain. Dipastikan Qaddafi tewas dalam perjalanan.
Beberapa waktu lalu, beberapa sumber menyatakan Qaddafi tewas di Sirte. Hal itu disusul dengan pemberitaan stasiun TV Al-Jazera dan beberapa sumber lain yang menegaskan Khadafi masih hidup. Juga sempat muncul pemberitaan tentang tertangkapnya Qaddafi oleh para pejuang revolusioner.
Setelah semua kontroversi pemberitaan tersebut, kini semua sumber mendapat berita langsung dari para komandan revolusioner di lapangan bahwa Khadafi tertangkap hidup-hidup di Sirte. Kantor berita Bonafid Pres International merilis pernyataan Muhammad Halibus Laits, komandan brigade Syuhada' yang terlibat langsung dalam penyerbuan di Sirte, bahwa Qaddafi tertangkap hidup-hidup di Sirte, namun mengalami luka parah, dan tewas dalam proses pengangkutan.
Jika benar taghut Qaddafi telah tewas, maka umat Islam Lybia dengan izin Allah telah terbebas dari keganasan seorang diktator militer berideologi sosialis yang menyingkirkan syariat Islam dan sebagai gantinya menerapkan undang-undang dasar sekuler, Al-Kitab Al-Akhdar. Ribuan aktivis dakwah dan jihad dibantai oleh taghut sekuleris-sosialis yang sangat anti syariat Islam ini, selama 42 tahun masa kekuasaannya. (Muhib al-Majdi / Arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar