1. Aoulef, Aljazair
Rata-rata curah hujan: 12,19 mm (0,48 inci) per tahun
Aoulef merupakan sebuah kota kecil yang berjarak 245 km dari Provinsi Adrar, salah satu daerah paling kering di dunia. Namun faktor curah hujan yang rendah bukan menjadi alasan 24. 812 jiwa penduduknya mendiami daerah ini. Selain itu, Aoulef juga terkenal dengan suhu udaranya yang amat panas.Rata-rata curah hujan: 12,19 mm (0,48 inci) per tahun
2. Pelican Point, Namibia
Rata-rata curah hujan: 8,13 mm (0,32 in) per tahun
Pelican Point berada dalam wilayah Walvis Bay Namibia berupa dermaga kecil yang diselimuti gundukan pasir. Dengan curah hujan rata-rata kurang dari 10 mm menjadikannya salah satu daerah terkering di planet ini. Terlepas dari kenyataan bahwa memiliki iklim kering namun suhu udara tidak ekstrim. Hal ini terutama disebabkan arus dingin di dekat lepas pantai Walvis Bay. Suhu rata-rata sekitar 24° C selama Januari, bulan Walvis Bay terpanas dan sekitar 17° C selama Juli, bulan yang terdingin. Meskipun kering, Pelican Point menjadi tempat tujuan wisata yang diminati para turis dan merupakan tempat tujuan yang populer bagi para peselancar.Rata-rata curah hujan: 8,13 mm (0,32 in) per tahun
3. Iquique, Chili
Rata-rata curah hujan: 5,08 mm (0,2 inci) per tahun
Iquique merupakan sebuah kota di bagian utara Chili merupakan ibukota Region Tarapacá. Kota pelabuhan yang terletak terletak di sebelah barat Gurun Atacama terkenal akan pertambangan tembaga dan gurun di sekitarnya ditambang untuk pupuk nitrat alami. Hujan merupakan fenomena langka di daerah ini dan hanya bisa dinikmati bulan Januari dan Februari.Rata-rata curah hujan: 5,08 mm (0,2 inci) per tahun
4. Wadi Halfa, Sudan
Rata-rata curah hujan: 2,45 mm (0,096 inci) per tahun
Wadi Halfa adalah sebuah wilayah yang sangat tandus kota di di bagian utara Sudan (perbatasan Sudan - Mesir). Letaknya di tepi Danau Nubia memiliki populasi sekitar 15.725 jiwa. Kota ini terkenal ekstrim sebagai salah satu dari 9 tempat terpanas di Bumi. Dimana bulan terpanas jatuh pada bulan Juni. Suhu terpanas di Wadi Halfa adalah 127°F atau 52.78°C yang tercatat pada bulan April tahun 1967.Rata-rata curah hujan: 2,45 mm (0,096 inci) per tahun
5. Ica, Peru
Rata-rata curah hujan: 2,29 mm (0,09 inci) per tahun
Ica terletak di sisi selatan Lima, Peru dan berbatasan dengan Gurun Atacama dan terkenal dengan iklim keringnya. Namun kondisi keringnya dimanfaatkan sebagai wahana wisata menjelajahi gurun dengan kereta pasir, berselancar pasir dan paleontologi karena banyaknya situs sejarah disana. Namun pada 15 April 2007 gempa berkekuatan 8,0 menerjang pantai Peru, menyebabkan kerusakan yang cukup parah kota-kota di wilayah Ica.Rata-rata curah hujan: 2,29 mm (0,09 inci) per tahun
6. Luxor, Mesir
Rata-rata curah hujan: 0,862 mm (0,034 inci) per tahun
Sebuah kota modern yang terletak di kedua tepi timur dan barat Sungai Nil di Mesir bagian utara. Dibangun di bekas lokasi Thebes, ibu kota Mesir kuno yang terkenal (2052 SM). Kota ini tidak mendapatkan banyak kelembaban. Dalam musim dingin di kota ini, angin panas yang dikenal dengan khamsin, kadang-kadang bertiup dari Gurun Barat didekatnya dan membawa badai pasir. Badai bisa berlangsung selama dua hari dengan kecepatan 93mil/jam (150 km/jam), dengan peningkatan suhu sekitar 20 derajat. Setiap tetes hujan yang mulai jatuh segera menguap dalam udara panas. Rata-rata curah hujan 0,862 mm (0,034 inci) per tahun.Rata-rata curah hujan: 0,862 mm (0,034 inci) per tahun
7. Aswan, Mesir
Rata-rata curah hujan: 0.861mm (0,0338 inci) per tahun
Iklim kota Aswan Mesir dapat digambarkan sebagai dua kata: panas dan kering! Curah hujannya sangat rendah sekali begitupun kelembaban sangat jarang sehingga jika berlibur di Aswan akan disambut cuaca panas. Sementara beberapa bagian lain dari Mesir mendapatkan angin dari laut, Aswan tetap panas dan dehidrasi sepanjang tahun. Kedekatan kota ke Tropic of Cancer berdampak signifikan terhadap suhu tinggi dan cuaca kering. Namun, Aswan tidak mengalami perubahan suhu ekstrim seperti umum yang terjadi di daerah gurun. Rata-rata curah hujan: 0.861mm (0,0338 inci) per tahun
Al-Kufrah berada di tengah-tengah gurun Sahara, memiliki beberapa oasis terdekat di mana mata air bawah tanah alami memberi kehidupan bagi populasi manusia dan hewan. Meski terkenal dengan cuaca ekstrem namun pada awal 70-an, pemimpin Libya Muammar Khadafi menetapkan Kufrah sebagai lokasi proyek budidaya besar bertujuan untuk mengembangkan pertanian di padang pasir. Karena hanya sekitar 2 persen dari tanah Libya menerima cukup curah hujan untuk dibudidayakan, proyek ini menggunakan tanah akuifer.
9. Arica, Chili
Rata-rata curah hujan: 0,761 mm (0,03 inci) per tahun
Arica adalah kota terkering di dunia, namun belum cukup untuk menjadikan kota tersebut sebagai tempat terkering di planet ini, meskipun faktanya Arica hanya mendapatkan curah hujan 0,761 mm pertahunnya. Arica memang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, namun udara basah tidak sampai ke tanah. Ini disebabkan Gurun Atacama disekitarnya yang hanya membawa udara kering ke padang gurun, bahkan beberapa tempat di padang pasir tersebut belum pernah mendapatkan air hujan lebih dari 500 tahun!Rata-rata curah hujan: 0,761 mm (0,03 inci) per tahun
10. Dry Valleys, Antartika
Rata-rata curah hujan: 0
Dinamakan Dry Valleys karena karena kelembaban yang sangat rendah dan hampir tidak ditemukan lapisan es. Kondisi unik di Lembah Kering disebabkan, sebagian, dengan angin yang menuju ke bawah , terjadi ketika dingin, udara padat menurun ditarik oleh gaya gravitasi. Angin bisa mencapai kecepatan 320 kilometer per jam (200 mph), pemanasan saat mereka turun sehingga semua air dan salju menguap. Lembah ini dianggap sebagai tempat di Bumi yang paling dekat menggambarkan lingkungan di planet Mars, dan ilmuwan sedang mempelajari ekosistem di tempat tersebut guna lebih memahami permukaan Planet Merah.
Rata-rata curah hujan: 0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar