Hubungan sejarah Indonesia dan Afrika Selatan tetap terjaga melalui keberadaan masjid Nurul Latief. Masjid yang berada di Cape Town ini, memiliki nuansa Indonesia, seperti yang terlihat Senin (10/10/2011).
Masjid Nurul Latief sudah ada sejak 1940-an, hanya saja waktu itu konstruksinya kayu, kemudian berubah semi permanen. Renovasi masjid atas bantuan pemerintah Indonesia ini dimulai ketika Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, dan diresmikan pada 28 September 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Material masjid seperti kayu dan lampu gantung didatangkan langsung dari Indonesia, termasuk mimbar yang terbuat dari kayu berukir.
Berada di kawasan kampung Macassar, Cape Town, Masjid Nurul Latief menjadi pengikat dengan sejarah asalnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Masjid ini sudah ada sejak 1940-an, hanya saja waktu itu konstruksinya kayu, kemudian berubah semi permanen.
Masjid Nurul Latief berada tak jauh dari komplek pemakaman Syeikh Yusuf, pengembang agama Islam pertama di Afsel yang juga Pahlawan Nasional Indonesia. Ada tiga masjid di sekitar Macassar, namun hanya dua masjid yang menggelar salat Jumat, dan Nurul Latief merupakan salah satunya.
Saat salat Jumat, pengumpulan infak dilakukan dua anak yang berjalan sambil membentangkan sajadah di depan jamaah dari shaf terdepan hingga barisan paling belakang. Uang untuk infak diletakkan di sajadah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar