ASI terbukti mendorong perkembangan bakteri sehat pada usus, mengurangi risiko infeksi pernafasan atau pencernaan, bermanfaat untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi, dan promosi toleransi oral.
Setelah pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, barulah makanan pendamping bisa diberikan. Makanan perangsang alergi seperti kelompok kepiting dan udang, kacang, makanan laut, telur serta susu sapi bisa mulai diberikan. Tujuannya adalah menimbulkan toleransi.
Namun, tindakan ini dibarengi juga pemberian ASI. Variasi sumber makanan yang berbeda dalam jumlah besar dapat diberikan pada setengah tahun kedua. Pengenalan makanan yang ditunda di kemudian hari tidak menunda terkena risiko alergi.
Apabila menyusui menyebabkan alergi, disarankan memberikan formula hidrolisa parsial dengan 100 persen protein whey. Alergi merupakan salah satu penyakit yang diturunkan secara genetis.
Pada awal 1970-an Koletzko mengungkapkan, prevalensi alergi secara umum berkisar kurang dari 10 persen. Tetapi saat ini prevalensi alergi berkisar 20 persen sampai 30 persen. Hal ini berarti prevelensi meningkat 3 kali lipat.
Faktor genetik, pola makan, gaya hidup, dan asap rokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadi alergi pada anak. Dari faktor genetik frekuensi risiko berkisar 20 persen sampai 85 persen. Pada usia dini, tanda-tanda reaksi alergi adalah kelainan kulit (ruam merah) dan gangguan saluran cerna (muntah).
Dengan bertambahnya usia, reaksi alergi utama adalah pada sistem pernapasan seperti asma serta rhinitis. Untuk jenis alergi ini, bahan penyebab alergi sangat bervariasi. Mencakup makanan, debu, bulu hewan, serbuk sari, kutu tungau (house-dust mites).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar